Mentari Cklaudita Walalayo
Program Studi Ilmu Teologi
Fakultas Teologi
Universitas Kristen Indonesia Maluku
Ambon
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan keHadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Kasih dan PenyertaanNya, saya dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Saya juga menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan tugas ini,
semoha Tuhan memberkati.
Tak
ada gading yang tak retak, begitupun dengan hasil kerja saya ini, masih jauh
dari kesempuarnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya
harapkan demi perbaikan tugas ini dan menjadi pedoman bagi saya untuk
meyelesaikan tugas-tugas berikutnya.
Saya
berharap hasil kerja dapat memberikan manfaat. Mohon maaf bila dalam hasil
kerja ini terdapat kesalahan.
Sekian dan Terima Kasih.
Ambon, 20 November 32013
Mentari Ckaludita Walalayo
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Pembahasan
1
Latar
belakang
1
Isi
1
Struktur
2
Kelima
pemerintahan
2
Kata
kunci
4
Tujuan
penulisan
4
Ciri
khusus
5
Daftar Pustaka
iii
PEMBAHASAN
A. LATAR
BELAKANG
Nama
‘Yeremia’ berasal dari bahasa Ibrani Yirmeyāhū (יִרְמְיָהוּ), yang berarti Allah meningkatkan. Kitab Yeremia merupakan kitab kedua
dalam rangkaian kitab-kitab-kitab kenabian. Dalam terjemahan Yunani Kuno,
Alkitab yunani, Kitab Nabi Yeremia disusul oleh dua (tiga) karya lain, yaitu
kitab barukh dan kitab Ratapan Nabi Yeremia.
Kitab Yeremia adalah sebuah kitab yang didalamnya
terdapat perkataan-perkataan Nabi Yeremia (Yer. 1 : 1). Ia lahir di Anatot,
sebuah desa kecil yang jaraknya ±7 km dari bagian utara kota Yerusalem. Nabi
Yeremia mendapat panggilan dan di utus Tuhan (Yer. 2) pada tahun 626 SM. Ia
dipanggil saat ia masih muda (Yer. 1:6). Di dalam kitab ini juga tercantum
sejarah terbentuknya kitab tersebut. Dalam tugas dan Panggilannya, Nabi Yeremia
banyak mengalami penderitaan yang hampir membuatnya putus asa, ia menganggap
semua yang ia lakukan selama ini adalah sia-sia. Di dalam ini juga, dapat kita
temui banyak keluhan dari Yeremia. Ia juga pernah menuduh Allah sebagai penipu
dan yang Allah yang menyebabkan sehingga ia menjadi bahan tertawaan banyak
orang (Yer. 20:7).
Kitab ini ditulis oleh Nabi Yeremia (Yer. 1:1)
dengan bantuan sekretarisnya Barukh. Kitab ini ditulis pada tahun ± 585 SM.
Kitab ini ditulis sebanyak dua kali, karena tulisan yang pertama dimusnahkan
oleh Yoyakhim (36:23), karena ketakutannya terhadap nubuat Nabi Yeremia yang
memberikan ancaman kepadanya.
B. ISI
Kitab ini berisi tentang nubuat-nubuat Nabi Yeremia
yang hidup saat bangsanya mengalami pergolakan hidup. Kerajaan Yehuda yang
kecil terjebak di tengah-tengah persaingan kerajaan-kerajaan yang besar yang
berusaha menancapkan kekuasaan di kawasan itu. Yeremia masih terus berkarya
beberapa tahun setelah Babel merebut Yerusalem, ibu Kota Yehuda, pada tahun 587
SM. Sebagai seorang nabi, Yeremia memperingatkan raja, imam, dan rakyat Yehuda
akan malapetaka besar yang segera menimpa mereka sebagai akibat atas kemurtadan
mereka terhadap Allah (berpaling dari Allah dan menyembah ilah-ilah lain).
Di dalam kitab ini juga mencakup persaan nabi
Yeremia yang turut merasakan kemarahan serta kesedihan Allah terhadap bangsa
Yehuda. Yeremia juga mengalami penderitaan untuk mencerminkan apa yang akan
dialami oleh Yehuda. Selama masa hidup Yeremia, Yehuda ditaklukan oleh kerajaan
Babel. Beberapa pemuka rakyat dan
sebagian rakyatnya diangkut ke pembuangan. Namun, kejatuhan Yehuda
bukanlah kata akhir. Yeremiapun menyatakan berita penghiburan dan harapan
kepada mereka yang berada di pembuangan: Allah berjanji akan mengikat
perjanjian baru dengan umat Allah di masa yang akan datang.
C. STRUKTUR
1.
Pasal
1-25:13 : Nubuat tentang
Yehuda dan Yerusalem
2.
Pasal
25 :14 – 45 : Cerita-cerita
mengenai Yeremia
3.
Pasal
46-51 : Nubuat-nubuat
mengenai bangsa-bangsa lain (di luar bangsa Israel)
4.
Pasal
52 : Tambahan mengenai
jatuhnya kota Yerusalem pembuangan bangsa
Yehuda (II Raja-raja 24:8-25)
D. KELIMA
PEMERINTAHAN
Yeremia menjalankan
tugas panggilannya sebagai Nabi selama 40 tahun. Ia bernubuat dalam
pemerintahan 5 raja Yehuda terakhir, yakni :
·
Yosia
·
Yoahas
·
Yoyakin
·
Yoyakhin
·
Zedekia
1. Yosia
Nabi
Yeremia dipanggil dan diutus Tuhan pada tahun ke-13 masa pemerintahan Yosia.
Pada tahun ke-18 masa pemerintahannya, Yosia melakukan reformasi (2 Raja-raja
23). Di mana, ditemukannnya ‘Kitab
Taurat’ di Bait Suci oleh Hilkia. Sampai pada berakhirnya masa pemerintahan
Yosia secara tragis pada tahun 609 SM karena dibunuh oleh Firaun Nekho di
Megido.
2. Yoahas (atau Shallum)
Raja
Nekho terus mencampuri urusan Yehuda. Yoahas
(atau Salum, Yeremia 22:11) mengganti Yosia,
tapi tiga bulan kemudian dipecat oleh Nekho, yang membebankan kepada Yehuda
upeti yang berat (2 Raja 23:31-33) dan mengangkat Yoyakim
(atau Elyakim), adik Yoahas,
menduduki takhta (2 Raja 23:34; 2 Tawarikh 36:2, 5). Yeremia meratapi turunnya Yoahas
dari takhta dan pembuangannya ke Mesir (Yeremia 22: 10-12).
3.
Yoyakim
Masa pemerintahan Yoyakim ditandai
dengan penindasan dan pertumpahan darah yang menimbulkan kutukan dari Yeremia
keapdanya (Yer. 22 : 13-19). Pada tahun 605 SM, Yehuda dikuasai oleh Babil.
Yoyakimpun melakukan upaya untuk mempertahankan pemerintahannya dengan
memberikan upeti pada penguasa baru itu. Padas saat itu, Yeremia dilarang keras
untuk masuk ke Bait Allah, akhirnya ia memerintahkan Barukh untuk menuliskan
segala ucapannya dan Barukh membacakannya mengenai ancaman yang akan datang
pada Yerusalem. Setelah Barukh selesai membacakan surat tulisan tersebut,
bukannya respon baik yang ia terima melainkan suatu kekejaman, di mana
gulungannya tersebut disita dan dibacakan kembali di depan Raja di istana
Yoyakim. Dengan sombongnya, Yoyakim
mermehkan tulisan tersebut dan membakarnya.
Pada tahun 601 SM, Yoyakim melawan
Babilon yang menimbulkan pembalasan oleh Babilon, di mana Yerusalem dikepung
dan dipaksa menyerah. Sementara itu, Yoyakimpun meninggal.
4.
Yoyakhin
Pada saat pengepungan Yerusalem oleh
Babilon, Yoyakim meninggal dan digantikan oleh anaknya Yoyakhin. Pada saati itu Yerusalem masih dikepung oleh
Babilon. Iapun harus menerima syarat
penyerahan diri yang sangat berat, dimana: raja harus dibuang ke Babilon
bersama dengan ribuan penduduk bangsawan negeri.
5.
Zedekia
Pada saat Yoyakhin menerina syarat
penyerahan diri, yakni pembuangan di Babilonia, ia menyerahkan takhta Yerusalem
kepada pamannya ‘Zedekia’. Nampaknya Zedekia juga bukan seorang pemimpin yang
baik. Yeremia menyampaikan bahwa semua bangsa harus tunduk kepada raja Babilon,
krena itu adalah firman Allah (Yer. 27:1-11). Namun, lagi-lagi perkataan
Yeremia ini ditolak. Zedekia justru melakukan hal yang sama yang dilakukan
Yoyakim. Ia memberontak Babilon yang mengakibatkan pembalasan dan kehancuran
Yerusalem oleh Babilon. Zedekia harus
menyaksikan hukuman mati bagi anak-anaknya dan setelah itu matanya dicungkil
dan dibuang ke Babilon.
E. KATA KUNCI
Setelah
membaca kitab ini, ada 2 kata kunci yang
terdapat di dalamnya, yakni :
·
‘Dosa’ (dosa bangsa Yehuda yang telah
berpaling dari Allah dengan menyembah ilah-ilah lain yang menyakiti hati Allah.
Untuk itu, Yeremia bertanggungjawab untuk menyatakan hukuman yang akan menimpa
mereka).
·
‘Ratapan’ (Kitab ini juga berisi
‘ratapan’ nabi Yeremia atas aniaya yang
dia alami dan kesedihan yang turut dia rasakan karena penderitaan yang dialami
bangsanya).
F. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan kita ini adalah :
·
Untuk menyediakan suatu catatan abadi dari
pelayanan dan berita nubuat Nabi Yeremia
·
Untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti
jadi dan tidak terelakan ketika umatnya melanggar perjanjian dan bersih keras
dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya
·
Untuk menunjukan keaslian dan kekuasaan
firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia yang tergenapi pada zamannya sendiri (mis.
Yer. 16:9; 20:4; 32:10-13; 34:1-5); adapula nubuat nabi yeremia yang meliputi
masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum dgenapi (Yer
23:5-6; 31:31-34; 33:14-16;).
G. CIRI KHUSUS
Adapun
ciri khusus yang menonjol dari kitab ini adalah :
·
Kitab ini berasal dari Nabi Yeremia.
·
Kitab ini digolongkan dalam kitab Nabi-nabi
besar (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel).
·
Kitab ini merupakan ketab terpanjang kedua
(bukan dari segi pasalnya), yang berisi lebih banyak katanya setelah kitab
Mazmur.
· Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
· Kitab ini berisi perasaan sedih, sakit hati, dan ratapan Nabi Yeremia atas pemberontakan bangsa Yehuda. Namun Yeremia tetap setia kepada Allah. Kesediahan yang yang dia rasakan karena hati Allah yang terluka.
· Syairnya yang mengesankan dan penuh dengan perasaan serta ungkapan-ungkapan yang hidup dan perlu diingat.
· Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.
DAFTAR PUSTAKA
Schmidt
W. Introduction to the old testament.1984. USA: The Crossroad.
Blomendaal
J.1979. Pengantar kepada PL. Jakarta Pusat: BPK gunung mulia.
Mulder
O. C. 1963. Pembimbing kepada PL. Jakarta: BPK.
Groenen
C. 1992. Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.
Wahono
W. 2011. Di Sini Kutemukan. Jakarta: Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar